Click here for Myspace Layouts

Selasa, 18 Oktober 2016

Dua tahun yang lalu saya tidak perduli apa yang akan terjadi kenada nya karena saya begitu yakin Dia sangat kuat. Penyakit tidak mempan untuk sekedar masuk atau bahkan berdiam diri dalam tubuhnya. Terlalu kuat lah sistim imun yang Dia miliki. Tulang yang dia miliki mungkin dah bukan terbuat dari kalsium lagi tapi besi mengingat tak ada capeknya tubuh itu bekerja. Rasanya semua hari ini senin dan tidak ada rotasi pergantian malam karena bagi Dia semua waktu itu sama. Kantuk pun hah tak sudilah sekedar mampir, gimana mau mampir hampir setiap beberapa jam sekali satu gelas besar kopi selalu diminum. Apakah yang dicari dari semuanya kalu bukan nominal nominal upah untuk membungkam mulut orang orang. Dengar orang orang ini banyak mau nya maka Dia rela melakukan nya. Belum terpikir apa jadinya kalu Dia hilang, dan tak mau dipikirkan bagaimana rasanya menanggung beban seberat itu sendirian. Tak ada syukurnya memang orang orang ini, sukanya ngeluh berkomentar, tak tahu dirilah mereka. Hilanglah Dia. Pergi lah Dia. Tenang lah Dia. Semuanya berubah.
Menyesal, sedih pastinya...
Orang-orang itu telah berubah hanya setelah Dia hilang.

October 19th 2014,,

I should have stood in the center of my both parents but only one left,



Sabtu, 15 Oktober 2016

Jiwa jiwa alam 

"Kita adalah jiwa jiwa yang dipersatukan oleh alam, yang tidak bisa dijelaskan oleh otak, hanya Sang Pencipta Alam lah yang mengetahui arti dari kenapa kita dipertemukan"

Pagi itu setelah hampir satu setengah tahun aku tidak mengajar kelas dasar satu, tiba tiba aku dminta untuk mengampu kelas itu lagi. Dulu ataupun sekarang aku tetap suka sekali dengan kelas dasar, ibarat sebuah cerita aku bebas membawa kemana saja arah nya. Tidak ada tuntutan untuk meneruskan cerita dari siapa. Beda dengan kelas atas. Di kelas atas aku diminta untuk memberikan ending yang Indah dari sebuah cerita yang kadang rangkaian ceritanya saja dari awal sudah tidak jelas dah salah kaprah. Mau diberikan ending yang Indah jadi terkesan memaksa.
Singkat cerita mungkin ini adalah kado yang Indah dibulan Maret ini.

Sudah aku bilang diatas kita adalah bakal jiwa jiwa yang disatukan oleh alam. Aku kenal mereka. Dih, sumpah aneh banget penampkan dari mereka, super serius, dah ngalahin kelas toefl aja nieh wajah anak anaknya. Hahahaha, liat aja pasti aku sulap kalian jadi orang yang gila turunan. Mulai lah tebar tebar aura negatif kemereka. Eh, aku memang guru, tapi aku tahu kapan aku jadi guru kapan aku jadi layaknya seorang badut. Ketika mengajar dah dijadikan sarana mendidik yang penuh dengan paradoks formalitas maka jangankan otak hati aja yang lebih gampang tersentuh menjadi tidak akan peka lagi. Aku ikhlaskan diri ini mengajar dan aku temanin mereka menjadi apa yang bisa aku arahkan dalam pergaulan. Dua minggu jalan sama mereka menjadikan aku berubah menjadi kami. Layaknya orang pacaran yang sering apel, kita juga sering banget apel bareng malah bukan hanya malam minggu tapi hampir tiap malam kita apel, ngomong ngalor ngidul, berbicara hal yang endan sampai pada target hidup.

Ceritaku diatas adalah sebuah prolog dimana aku dalam kata kami menemukan seseorang yang misterius. Orang yang suka berpaikan seksi di kelas aku, orang yang suka paling g mudeng saat dijelaskan, orang yang paling suka nonggol diakhir apel, menjadi orang yang selangkah lebih sukses dari kami. Adalah orang yang sudah menginjakan kakinya dibenua biru di Negara tempat nenek moyang aku sempat kembali,  Holland, Belanda. Entah kehebatan apa yang dia miliki sampai dia bisa menginjakan kaki dia 16 hari lamanya. Rezeki kata dia. Mulai saat ini aku mulai kepo dengan hidup dia. Aku bukan kemal hanya cukup kepo aja. Karena bagi aku siapapun dia, akan selalu menjadi orang yang pantas akau kepoin kalu dia dah pernah ke negeri seberang.

Bla bla bla, ternyata kisah dia bak cinderella millenium. Bukan cinderela kalu ceritanya tidak ada melo melonya. Eits,.melo bukan berarti penyiksaan nya. Rezekilah yang mengantarkan dia mempunyai kisah cinderela dengan sentuhan yang berbeda. Ketemu melalui hobinya yang suka backpacker sebagai salah satu rutinitas penyenggaran kembali otak yang mulai jenuh dengan seabrek kegiatan. Pertemuan dipulau dewata, berlanjut pada pertemuan orang tua dibenua seberang. Sungguh kisah yang tidak semua orang punya.

Kita tidak ditakdirkan oleh Sutradara kehidupan untuk selalu tahu kemana dan gimana ending dari sebuah cerita. Kita hanya diminta untuk selalu menyakini kalu akan ada keindahan dalam setiap jalannya, akan selalu ada cerita yang terbentuk disetiap harinya, bukan ending nya yang harus selalu dipikirkan tetapi jalinan cerita setiap harinya.
Thanks Alam, dari kamu aku dapat sebuah kisah yang unik dari sisi lain kehidupan dunia ini.
Thanks juga hadiah dari Belanda nya, pegang benda dari Negara itu adalah cerita tersendiri bagi aku yang pantas aku banggakan.
 15 oktober 2016


Rabu, 05 Oktober 2016

Kemarin aku merasa jatuh dan terpuruk akan masalah aku. Mengejar dan mencari jawaban yang sejati akan semua masalah yang ada pada hidup aku. Seakan akan sudah sangat lelah. Tutup satu terbuka lagi yang baru. Mengubur yang bisa dikubur dan ternyata tergali lagi. Never ending. Putus asa dan capek. Seakan tidak ada tempat untuk kembali. Tapi aku masih mengingat Tuhan adalah tempat aku kembali. Tapi disisi lain aku merasa bukan hanya ini yang harus aku lakukan hanya berpasrah dan curhat kepada sang Khalik. No. No. Bukan ini. I need more than this.

Akhirnya Tuhan mengijinkan aku untuk bercerita kepada selain Nya. Tuhan merelakan jawaban Nya muncul dalam bahasa makhluknya. Agar aku lebih paham dan mengerti karena Dalang kehidupan ku sangat paham bahwa aku belum cukup mengerti bahasa Nya.

Butuh waktu untuk mengerti dan memahami. Gag bisa semuanya instant terselesaikan. Mulailah aku mengobral kata kata kesana sini dah kayak mak mak penjual cabe yang ingin puas akan sesuatu. Belum puas dengan A pindah ke B atau C bahkan D. Bahasa Tuhan memang tidak mudah dipahami dalam kehidupan ini. Belum putus asa. Karena aku merasa mereka yang memberikan jawaban bukanlah orang yang expert dibidang itu. Ketemulah aku dengan orang M. Hah, g berharap banyak dari orang ini. Karena aku tahu dia juga orang yang setipe dengan aku. Obrolan panjang dah hampir satu jam dan g ada intinya. Apa yamg dibicarakan aku dah tahu. It's not something new for me. Tutuplah omongan ini dah terlalu lama dan g ada hal yang special. "Ingat ketika kita tidak berharap lebih dan hanya mengembalikan ke Tuhan maka semuanya akan diberi lebih". Percakapan aku dengan dia dah mulai masuk ke poin kesimpulan. Tiba tiba dia mengeluarkan sebuah foto yang berupa screenshot hasil percakapan dia dengan seseorang. Hah. Dan foto itulah yang buat aku paham akan semua ini. Hal yang selama ini aku cari hanya ditutup dengan jawaban foto yang berisi kata kata mutiara. Amazing.

"Ulama super bilang gini mbak wanti, tugas guru apa? Ngajar to, nah tugas murid apa? Dengerin dan mencatat, urusan paham bukan tugas kita itu adalah bonus dari Allah. Yah seyogyanya kalau belajar ya paham tapi kalu tidak ya berarti belum, nanti juga paham. Minimal kamu dah Kasih fondasi"

5 oktober 2016.



Selasa, 04 Oktober 2016

COMPLEX_SIMPLE_NOTHING

10 Februari 2011 tepat satu hari setelah hari ulangtahunku, aku diberi tahu oleh mr.M bahwa saya lolos seleksi penerimaan guru baru di tempat E. Lolos seleksi Penerimaan guru baru yang tanpa saya harus melamarnya. Aneh memang tapi seperti itulah ceritanya. Entah apa yang dipertimbangkan oleh para commentator pada saat itu sehingga mereka mau memberikan kepada saya kesempatan untuk bergabung dengan mereka. Daya pesona apa juga yang saya perlihatkan pada waktu itu sehingga mereka bisa terpikat dengan gaya mengajar saya. Hah, saya hanya mampu mengingat bahwa saya menyampaikan semua materi yang diujikan dengan sangat tulus tanpa ada rasa ingin dipuji, dikagumi, atau yang lainnya. Saya hanya ingin membuat mereka yang nanti belajar dengan saya menjadi puas dengan apa yang telah saya berikan. Haha, mungkin pada saat itu puas menjadi parameter utama saya sedangkan urusan mereka paham atau tidak itu bonus. Simple saja cara berfikir saya waktu itu.

Saya tidak ada beban karena saya tidak menanam harapan yang besar kepada mereka cukup kepuasan yang dapat diukur dengan mereka betah dikelas saya. Saya ajak mereka main dikelas, sharing mimpi, atau hanya sekedar dengerin curhatan orang. Lagi lagi urusan paham adalah nomor kesekian dari daftar catatan saya yang penting mereka puas dan masih mau datang ke kelas saya.

Sampai pada akhir parameter itu berubah. Mungkin tidak cukup hanya sekedar puas tapi ingin lebih dari puas yaitu berkesan. Berkesan itu gabungan dari memuaskan dan memahamkan. Jadi ceritanya saya punya tugas baru untuk memahamkan. Metode mengajar selalu dirubah sesuai dengan gaya mereka (red: Murid ), dari materi yang serampangan menjadi sistematis, metode mengajar yang complex menjadi simple, sampai pada titik akhir yang simple menjadi nothing.

Simple menjadi nothing. Aku dihadapkan pada permasalahan tersebut complex_simple_nothing, bertahun tahun saya mencari cari metode yang gampang yang efisien untuk mereka agar mereka lebih paham kenapa berakhir pada kata nothing. Dan aku mulai berfikir. Apa memang benar bahwa jika pada awalnya diberikan kemudahan maka akan berakhir nothing.
Ujung ujungnya sekarang saya bingung sendiri. Kok bisa simple jadi nothing. Putus asa. Saya mulai kehilangan arah apa yang membuat saya harus bertahan dalam sistem ini. Saya tidak tahu lagi apa yang harus saya ciptakan lagi. Karena buat saya sudah menjadi nothing. Saya tidak tahu apa yang harus saya berikan kepada mereka. Atau mungkin saya juga sudah menjadi nothing bagi mereka. Seperti pelajaran yang saya ajarkan yang sudah menjadi nothing.