Click here for Myspace Layouts

Selasa, 27 September 2016

Family shadow

Aku kira, aku akan tertidur cepat malam ini, setelah seharian bekerja tanpa henti dan melewati hari ku tanpa tidur siang, aku kira aku akan tertidur lelap malam ini...
Dan ternyata aku salah, aku masih terjaga, aku bener bener tidak tahu apa maunya otak ini, dia terus saja memikirkan hal hal yang hanya buat aku susah buat aku sedih,
Hah.. apalagi kalu bukan tentang, kita....
Siapakah kita itu,
Kita itu adalah orang orang yang disatukan oleh jiwa jiwa alam, yang pertemuan dan perpisahannya tidak akan ditahu.
Kita adalah orang orang yang hanya berniat untuk menjadi suatu teman, menjadi suatu keluarga yang utuh untuk selamanya,
Kita yang berniat akan melanjutkan pertemanan ini sampai tua, bahkan sampai tanggal dan tahun pertemuan kita saja telah dirancang,
Kita, iya kita....
Ah...terlalu hebat sekali manuasia berangan sampai lupa bahwa Tuhan lah Sang Maha Pengatur segalanya,
Manusia boleh super dengan segala bentuk konsep dan rencananya tapi Tuhan lah yang tetap menentukan semuanya,
Pahitnya kehidupan yang aku rasakan,
Kehilangan figur ibu dalam keluarga ku,
Kehilangan kehangatan keluarga ku,
Mencari cari arti teman sejati, mencari cari kata keluarga yang baru,,
Aku menemukan...
Aku mulai menanam banyak harapan di dalam keluarga baruku,
Menanam harapan yang besar, menjadikan tempat aku bergantung selain Tuhan aku....
Seperti candu atau narkoba, semua bentuk ketergantungan itu tidak baik...
Semua bentuk harapan yang berlebihan itu tidak baik,
Aku tahu itu tapi aku lupa....
Seperti candu, semua bentuk kenikmatan yang ditawarkan hanya sementara, dan ketika efek dari candu itu habis, semua kenikmatan itu wush...hilang,
Haaahhhh...
Aku lelah....
Aku lelah menghadapi ini semua,
Dan aku pun berlari lagi mencari tempat dimana  aku bisa gunakan untuk menyimpan semuanya,
Pantai kah jawaban ya,
Ah tidak lagi,
Dulu bagiku pantai adalah tempat yang indah, yang menawarkan pesona, sekarang aku malah terluka melihat pantai, rasanya tidak ada semangat..
Mungkin kah Pare tempat itu,
Dulu pare adalah teman dan tempat yang indah untuk aku kembali pulang,
sekarang justru aku ingin lari dari pare, mengubur semua kenangan tentang kita...
Ternyata Pare pun bukan jawabnya,
Tuhan,
Kalu boleh aku ingin sekali mengintip catatan harian Tuhan, mengetahui apa yang akan terjadi dimasa depan, apakah masih tentang kesedihan ataukah janji kebahagiaan....
Ingin sekali aku mengintip itu semua, hanya ingin mengintip bukan merubah catatan yang sudah ada,
sejak kejadian itu aku sungguh tidak tahu apa maunya hati ini,
Lancang sekali otak ini memikirkan semuanya,
Apakah otak ini g tahu klau aku sudah lelah....
Lelah dengan semua hal ini....
Ingin aku berlari dari ini Semua membuang jauh jauh rasa dan kenangan yang ada,
Karena sungguh ini menyiksa,
Dan akupun menunggh waktu itu,
menunggu waktunya dimana aku akan benar benar berlari dan melupakan ini semuanya,
Mungkin semua kenangan ini seperti hujan, yang tidak ditahu kapan akan membawa kenangan ini muncul kembali, dan tidak akan pernah bisa dihentikan, hanya menunggu waktu kapan akan berhenti....
Dan hari ini aku menunggu kapan kenangan ini akan berhenti,
Seandainya.....
Semua sekarang hanya tinggal seandainya....

Pare, 10 Mei 2016

Minggu, 25 September 2016

Ada saya dalam background mereka

Awalnya hanya mengenal tapi akhirnya akhirnya setting waktu membuat kita tidak hanya saling kenal tapi menjadi saling mengisi dan menginspirasi.
Pertemuan kami singkat hanya berbatas bulan. Menuntun mereka dalam mengenal bahasa inggris melalu cara saya. Mendampingi mereka dan menyakinkan mereka bahwa mereka bisa melewati ini semua. Dan sampai pada akhirnya, mereka benar benar mampu meraih mimpi mereka. Rententan informasi yang mereka kirim hanya untuk sekedar mengucapkan rasa terimakasih mereka sering saya terima melalui sosial media saya. Entah sudah berapa nama yang masuk dalam list chat saya yang sudah berhasil meraih beasiswa. Dan akhirnya mereka mengajak saya untuk segera berpindah dari zona aman saya ini. Satu Bulan ini ada 5 orang yang sudah chat saya, mereka menceritakan keberhasilan mereka dalam meraih mimpi mereka, mereka mengatakan itu bisa terjadi karena sebagain besar dari ilmu bahasa inggris yang saya ajarkan. Wow, who am I?
Sampai pada akhirnya mereka kembali menuntup kisah mereka pada sebuah pertanyaan yang sampai sekarang aku juga belum tahu jawabannya. "Kapan miss wanti akan kembali ke dunia kuliah? Yuk segera s2 jangan di zona aman ini terus.

Sungguh aku belum punya daya untuk sekedar menatap mata mereka ketika mereka mengeluarkan pertanyaan itu. Sungguh sampai sekarang saya juga belum mempersiapkan jawaban yang tepat ketika mereka ingin tahu apa yang selalu saya tunggu dan pertahankan di sini. Saya hanya cukup tertolong dengan kalimat " saya juga belum tahu mau gimana dan kemana". Sebenarnya kalimat itu saja juga sudah berat saya ucapkan.

Sering sekali saya bertanya dalam diri, apakah memang benar kuliah s2 adalah jalan saya. Atau saya perlu keluar dari lembaga saya dan mencari peruntungan lain sebagai jalan alternatif selain kuliah. Atau saya tetap tinggal di sini, dan hanya puas untuk membantu orang meraih mimpi mereka.
Sering aku mencari jawaban pertanyaan tersebut melalui perspektif orang lain, sometimes i got amazing answer, sometimes i just said that was not the one i needed.
Dan selalu hal ini menjadi hal yang belum punya penyelesaian dalam hidup saya saat ini.